DFI Strip Cek Urin / Urine Analyzer DUS 10M

Strip Cek Urine

Kertas strip uji urin atau strip cek urine adalah alat diagnosa dasar untuk menentukan perubahan patologi pada urin pasien dalam pemeriksaan urin standard.

Kertas strip uji urin standard dapat memiliki hingga 10 reagen kimia berbeda yang bereaksi (berubah warna) saat dicelupkan lalu dikeluarkan dari sampel urin. Hasil tes dapat diketahui 60 sampai 120 detik setelah pencelupan. Untuk tes urin pertama kali dapat memakai kertas strip yang mempunyai banyak reagen untuk mengetahui jangkauan penyakit yang lebih luas. Analisa meliputi keberadaan protein, glukosa, hemoglobin, bilirubin, urobilinogen, aseton, nitrit dan leukosit serta menguji pH dan gravitasi spesifik atau menguji infeksi oleh penyakit.

Karakteristik Strip Cek Urine

Kertas uji terbuat dari pita plastik atau kertas dengan lebar 5 mm, kertas uji memiliki bagian berbahan kimia yang bereaksi dengan zat pada urin hingga menghasilkan karakteristik warna. Reaktan terserap langsung pada kertas uji. Kertas uji biasanya dipakai untuk reaksi tunggal (seperti mengukur pH), ada juga alat uji yang memungkinkan pengujian berulang kali.

Terdapat alat uji yang memiliki beragam fungsi, seperti penguji kualitatif yang hanya menentukan apakah sampel ini positif atau negatif, atau penguji semi-kuantitatif yang juga menyediakan perkiraan hasil kuantitatif, yaitu reaksi warna yang sesuai konsentrasi sampel zat yang diuji. Pembacaan hasil dengan cara membandingkan warna yang dihasilkan dengan skala warna yang disediakan pabrik, tidak diperlukan alat lain.

Analisa ini cukup umum dalam pengawasan pasien diabetes. Waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil tes bervariasi mulai dari beberapa menit hingga 30 menit setelah pencelupan alat ke urin (tergantung merk produk yang dipakai).

Hasil penilaian semi-kuantitatif sebagai berikut: sedikit, 1+, 2+, 3+ dan 4+; tes juga dapat mengeluarkan hasil dalam miligram per desiliter. Pembaca hasil uji otomatis memberikan hasil dalam International System of Units.

Metode Tes Urine dengan Strip Cek Urine

Metode tes terdiri dari memasukkan kertas uji sebentar kedalam campuran urin, lalu keluarkan dari wadah dan tiriskan kertas dari kelebihan urin. Biarkan kertas uji bereaksi (biasanya 1 hingga 2 menit), dan akhirnya bandingkan warna yang muncul dengan skala warna yang disediakan pabrik.

Teknik yang tidak sesuai dapat memberikan hasil yang salah, sebagai contoh, leukosit dan eritrosit mengendap di bagian bawah wadah dan bisa tidak terdeteksi jika sampel tidak tercampur sempurna, dan contoh lainnya, jika kelebihan urin pada kertas uji tidak ditiriskan setelah pengujian, dapat mengakibatkan warna reagen tercampur dan menggangu warnanya. Untuk mencegah kejadian ini, kertas uji dapat dikeringkan pada kertas penyerapan.

Reaksi untuk tes umum memakai kertas strip uji urin

Perbandingan antara 2 strip reaktif, berpenyakit (sebelah kiri, pasien dengan diabetes mellitus), dan tidak aktif. Dari atas ke bawah strip menunjukkan: Leukosit (-), nitrit (-), urobilinogen (-), protein (+), pH (5), hemoglobin (+), gravitasi spesifik (1.025), keton (++++), bilirubin (+), glukosa (+++).

pH

Paru-paru dan ginjal adalah regulator utama keseimbangan asam / alkali makhluk hidup. Keseimbangan dicapai lewat pengeluaran terkontrol dari asam hidrogen dalam bentuk ion amonia, monohidrogen fosfat, asam lemah organik dan melalui reabsorbsi bikarbonat lewat penyaringan glomerular pada nefron. pH urin normal berkisar 4.5 dan 8 dengan urin di pagi hari lebih terasa asam dan urin setelah makan menghasilkan banyak alkaline. Referensi nilai normal tidak tersedia untuk pH urin karena terdapat banyak variasi hasil dan terdapat banyak parameter lain.

Penentuan pH urin memiliki dua tujan utama, yaitu untuk diagnosa dan terapi. Ini menyediakan informasi keseimbangan antara asam dan alkali dalam pasien dan mengidentifikasi zat yang ada pada urin dalam bentuk kristal. Beberapa penyakit memerlukan pasien untuk menjaga pH urin bertujuan untuk mengurangi zat kemoterapi, menghindari endapan garam yang membentuk gallstone, atau mengontrol infeksi saluran kencing. Makan teratur dan pengobatan dapat mengontrol pH urin. Diet protein hewani untuk mengurangi urin asam, sementara makan banyak sayuran untuk memproduksi urin alkali.

Gravitasi spesifik

Fungsi ginjal yang paling penting adalah menyerap kembali air setelah proses penyaringan glomerular. Bagian inilah yang paling sering diserang penyakit. Gravitasi spesifik dari urin adalah pengukuran massa jenis zat terlarut dalam urin dan hal ini tergantung jumlah dan massanya. Molekul dengan massa terbesar memberikan lebih ke pengukuran gravitasi spesifik dibanding molekul yang lebih kecil. Pengukuran gravitasi spesifik berbeda dengan pengukuran konsentrasi osmotik, yang lebih berhubungan dengan jumlah partikel daripada massanya.

Kertas uji urin untuk gravitasi spesifik didasarkan pada perubahan konstanta disosiasi (pK_a) dari anion polielektrolit (poli-(methil vinil eter/maleic anhydride)) dalam medium alkali yang terionisasi dan melepaskan ion hidrogen sejumlah kation dalam larutan. Semakin besar konsentrasi kation dalam urin, ion hidrogen yang dilepas makin banyak sehingga pH berkurang. Kertas uji memakai bromtimol biru untuk mengukur perubahan pH. Kertas uji ini hanya mengukur konsentrasi kation, sehingga urin dengan kadar konsentrasi terlarut non-ionik yang tinggi (seperti glukosa atau urea) atau dengan berat molekul yang besar (seperti media yang dipakai menyediakan kontras radiografi) akan menghasilkan hasil yang lebih rendah daripada yang diukur dengan densitometri. Warnanya bervariasi dari biru gelap dengan nilai 1000 sampai kuning dengan nilai 1030.

• 1) Dalam media alkaline

Polyelectrolyte-H_n + Cationsⁿ⁺ → Polyelectrolyte-Cations + nH⁺

• 2) Dalam media alkaline

H⁺ + Bromothymol blue_(Blue) → Bromothymol blue-H⁺_(Yellow)

Peningkatan konsentrasi protein menghasilkan nilai massa jenis yang sedikit meningkat sebagai hasil kesalahan indikator protein, sebagai contoh, sampel dengan pH diatas 6.5 dapat memberikan hasil pengukuran lebih rendah. Karena itu pabrik merekomendasikan untuk menambahkan 5 unit pada hasil gravitasi spesifik saat pH lebih besar dari 6.5.

Darah

Darah dapat muncul di urin dalam bentuk sel darah merah utuh (hematuria) atau sudah dihancurkan dalam bentuk hemoglobin (hemoglobinuria). Darah dalam jumlah besar dapat dilihat kasat mata. Hematuria memberi warna urin merah keruh, sedangkan hemoglobinuria warna merah terang. Jumlah darah yang lebih besar dari 5 sel per mikroliter urin tergolong biasa. Pemeriksaan mikroskopis dari endapan urin menunjukkan adanya sel darah merah, tetapihemoglobin bebas hasil dari masalah hemolitik atau lisis sel darah merah tidak terdeteksi. Berarti uji kimia untuk hemoglobin berarti menentukan adanya darah. Sekali darah terdeteksi, pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan untuk membedakan antara hematuria dan hemoglobinuria.

Uji kimia untuk darah memakai aktifitas pseudoperoxidase hemoglobin untuk mengkatalis reaksi antara komponen hemoglobin dan myoglobin dan chromogen tetramethylbenzidine untuk menghasilkan dan mengoksidasi chromogen, yang berwarna hijau-biru. Pabrik memasukkan peroxide, dan tetramethylbenzidine, pada pengujian darah. Dua warna tersedia untuk menyesuaikan reaksi yang muncul dengan hemoglobinuria, myoglobinuria dan hematuria (RBCs). Saat kemunculan hemoglobin/myoglobin bebas, warna bervariasi dari kuning negatif ke hijau hingga warna biru-hijau positif. Sebaliknya, sel darah merah utuh akan hancur dan hemoglobinnya menghasilkan bercak pada kertas uji. Reagen dapat mendeteksi konsentrasi sel darah merah paling sedikit 5 sel per mikroliter; tetapi hasil ini tetap harus dibandingkan dengan nilai hasil mikroskopis, karena sifat alami kertas uji mengikat beberapa urin. Hasil ujinya berupa sedikit, kecil, sedang, dan besar atau sedikit, 1+, 2+, dan 3+.

Hasil reaksi positif yang salah akibat kontaminasi menstruasi dapat terjadi. Mereka juga muncul jika deterjen oksidasi kuat muncul pada wadah. Peroksida nabati dan enzim bakteri, termasuk peroksida E. coli juga dapat menyebabkannya. Endapan yang mengandung bakteri harus diperiksa dengan teliti untuk keberadaan sel darah merah. Umumnya, asam askorbat (vitamin C) menghasilkan hasil reaksi negatif yang salah. Multitistix dan Chemstrip mengubah kertas uji mereka untuk mengurangi gangguan kadar asam askorbik yang tinggi, dan Chemstip memberi campuran iodat pada reagen yang mengoksidasi asam askorbik dan mencegahnya mengenai reagen. Reaktifitas akkan berkurang jika terdapat formalin sebagai pengawet atau saat pengobatan hipertensi kaptopril atau adanya konsentrasi nitrit yang tinggi. Sel darah merah berada di dasar wadah, dan jika gagal dalam mencampurnya dapat memberikan hasil yang salah.

Pemakaian kertas strip uji urin

Kertas strip uji urin dapat dipakai pada banyak area rantai kesehatan termasuk pengecekan awal untuk pemeriksaan rutin, pengawasan perawatan, pengamatan pribadi atau pengobatan untuk pencegahan.

Pemilihan awal

Kertas uji urin dipakai sebagai pengecekan awal di rumah sakit atau praktek umum. Tujuannya untuk identifikasi awal dari pasien. Sangat penting untuk menguji diabetes dan penyakit ginjal bagi pasien.

Pengawasan perawatan

Perawatan dengan pengawasan dengan bantuan kertas uji urin memungkinkan profesional kesehatan untuk memeriksa hasil terapi secara berkala, dan jika perlu mengenalkan perubahan jenis terapi.

Pengawasan oleh pasien sendiri

Pengawasan oleh pasien dengan kertas uji urin di bawah pengawasan profesional kesehatan adalah metode efektif untuk mengamati status penyakit. Ini dapat berlaku untuk diabetes, yang mana ide untuk mengamati status metabolisme (menentukan glukosa dan keton) pada seseorang sangat jelas.

Obat pencegahan umum

Melakukan uji urin sendiri membuat kertas uji urin tersedia di apotek dan toko online. Melakukan uji urin sendiri untuk melacak dan mengawasi infeksi sehari-hari dan mendiskusikan hasilnya dengan profesional kesehatan.

Perawatan hewan

Pada pengobatan hewan, terutama kucing dan anjing, kertas strip uji dapat dipakai untuk analisa urin.